Jumat, 03 Juli 2009

Buruh Anak Di Bangladesh Yang Memilukan


anak-anak-pekerja-bangladesh-1Jainal bekerja di pabrik pembuatan panci. Dia telah bekerja di pabrik selama tiga tahun. Dia bekerja mulai pukul 9 pagi sampai pukul 6 sore dan mendapatkan gaji sebesar 10 USD per bulan. Dhaka 2008.


02

Bocah ini bekerja membuat komponen logam di sebuah pabrik. Dhaka.Bangladesh


03

Ali, 13 tahun. Dia juga bekerja di pabrik pembuatan panci di Dhaka. Dia bekerja 10 jam setiap harinya dengan koondisi kesehatan yang membahayakan dan hanya mendapatkan upah 3 USD per minggu. Dhaka. Bangladesh. Juni 2008


04

Di Dhaka Bangladesh juga banyak ditemui anak-anak menjual bunga mawar ke pengendara mobil dan penumpang bus.


05

Jasmine 7 tahun. Dia mengumpulkan sampah di pagi hari. Sekitar 5000 ton sampah dan 1000 orang pemulung mencari nafkah di tempat ini setiap harinya.


06

07

Gadis cilik ini bekerja di sebuah pabrik batu bata di Dhaka.


08

Anak-anak di pabrik batu bata di Fatullah. Untuk 1000 batu bata yang berhasil mereka bawa itu sama dengan 0,9 USD.


9

Tangan mungil dari bocah 8 tahun bernama Munna saat bekerja di pabrik. Dia bekerja 10 jam sehari dan mendapat 8 USD untuk satu bulan. Dhaka 2007.



10

Sepuluh tahun Shaifur bekerja di sebuah pabrik kunci pintu di Old Dhaka. Tidak seperti rekan-Nya, Shaifur bekerja tanpa masker.


11

Ia mendapatkan sekitar 500 taka (7 USD) per bulan, bekerja 10 jam sehari. Ketika produksi sering berhenti karena kurangnya listrik, saat itulah dia memiliki waktu untuk bermain. Dhaka 2007


12

Anak-anak yang terpaksa untuk bekerja dengan jam kerja panjang dan tidak ada waktu istirahat. Selain itu, mereka dibayar dengan upah minimum. Banyak orang lebih memilih untuk mempekerjakan anak-anak untuk memaksimalkan pelayanan bagi mereka upah minimum. Dhaka 2006.


13

Ia telah bekerja di pabrik selama dua tahun terakhir, dalam kondisi berbahaya, dan hanya mendapat makan 2 kali sehari.



14

17,5 persen dari anak-anak di usia 5-15 terlibat dalam kegiatan ekonomi. Banyak dari anak-anak yang terlibat dalam berbagai pekerjaan berbahaya di pabrik pabrik. Dhaka 2006.


15

Dan akhirnya….sudahkah kita bersyukur atas keadaan kita saat ini?