Badai Matahari Tidak Berdampak Pada Cuaca..Fenomena badai matahari, menurut Kepala Pusat Sains Antariksa Clara Yono Yatini, tidak berhubungan dengan cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia. "Kalau cuaca di bumi lebih berhubungan dengan atmosfer bumi," ujarnya ketika dihubungi Media Indonesia.
Clara menjelaskan badai matahari merupakan fenomena aktivitas matahari yang melepaskan proton, elektron dan gas yng bermuatan magnet akibat adanya peningkatan aktivitas medan magnet matahari. Pemicunya adalah adanya gesekan antarmedan magnet matahari yang memicu pelepasan material matahari.
Clara menambahkan fenomena badai matahari bukanlah merupakan siklus matahari dan sifatnya tidak terduga tergantung dari aktivitas matahari itu sendiri.
"Badai Matahari bisa diprediksi, tapi prediksinya tidak terlalu tepat," imbuh Clara.
Clara membenarkan pada 23 Januari lalu merupakan puncak dari badai matahari. Dampak yang ditimbulkan pada saat itu menurut Clara adalah adanya blackout sementara (putusnya komunikasi radio).
Namun menurut Clara masih terdapat dmapak tunda badai matahari yang akan terasa selama 1-4 hari setelah puncak badai matahari.
"Dampaknya terhadap gangguan geomagnet bumi yang menyebabkan gangguan satelit dan komunikasi," tandasnya.
Sementara itu dalam pesan singkat kepada Media Indonesia Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sri Woro B Harijono mnegatakan sampai saat ini belum ada hasil penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan antara badai matahari dengan meningkatnya kejadian cuaca ekstrim.
"Sejauh ini, menurut pakar astronomi dampak badai matahari terhadap bumi masih dikaji. Artinya, belum ada contoh kasus pengaruh badai matahari di bumi," tulis Sri Woro dalam pesan singkatnya.
Sri Woro menjelaskan cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini merupakan dampak dari adanya 2 bibit badai yang muncul di sekitar Teluk Carpentaria dan selatan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kedua bibit badai tersebut tidak melintasi Indonesia, namun mengakibatkan hujan lebat dan angin kencang di kawasan Indonesia bagian selatan ekuator, serta gelombang tinggi di perairan Indonesia.
"Hal demikian masih akan berlangsung beberapa hari ke depan," pungkas Sri Woro.
source : metronews.com
Rabu, 25 Januari 2012 18:42 WIB